Memuji dan dipuji...

Pernahkah kau memuji dan dipuji? pujian berarti hal – hal yang bagus, indah, ok, keren, wah, baik, cantik, cakep, dll sejenisnya. Kalau untuk orang yang memuji sih adalah hati dan niat hanya dia dan Tuhan yang tahu, apakah ketulusan dari menghargai atau tidak berasal dari nurani hati terdalam (Kebenaran isi hati manusia, kebenaran sejatinya hanya tuhan yang pegang)... Sementara jika diposisikan sebagai yang dipuji, apa sebenarnya yang termaktub dari pujian yang pastinya terizinkan oleh Tuhan hal itu terjadi. Apakah orang yang dipuji baik itu karya maupun dirinya itu pasti sebagus, sebaik, seindah, secantik, sekeren, se-ok, se wah dalam pandangan Tuhan? Saya rasa penilaian Tuhan terhadap makhluknya tidaklah dapat terurai dengan nyata segamblang manusia menilai dari fikirannya, kebenaran sejati hanya Tuhan ang pegang. Tapi hal yang seharusnya dijadikan pegangan dalam hati, bahwa semua pujian dari manusia terhadap manusia lainnya adalah sebuah kritik... karena bahkan terkadang kalau hati nurani yang dipuji itu berkaca dari pujian yang terucap untuknya dan dirinya berbeda dengan pujian itu, tentu hanya dia dan Tuhan yang tahu dirinya dibanding orang lain, hati nurani kan bertanya, kenapa Tuhan hadirkan pujian itu? Dan seharusnya hati tergegap tuk menjadikan pujian itu sebagai perubahan lebih baik dari mungkin segala kekurangan diri yang sesungguhnya, agar cukup pantas terpuji (walau seharusnya tidak boleh merasa lebih baik, atau pantas terpuji, tapi setidaknya membuat diri memperbaiki diri dan menghargai diri sendiri dan bersyukur adalah batasannya).
Ketika dipuji setan di hatikan melambung, tapi nurani terdalam kan tersiksa, karena orang yang melambung pastikan terjatuh jika melupakan Tuhan yang menentukkan manusia tampak bagus, baik dll oleh manusia lainnya atau tidak.
Contoh: ketika ada seorang manusia yang dikatakan pahlawan dari suatu peristiwa, disanjung, dipuja, apakah di hatinya merasa begitu wah jika sesungguhnya ia bukanlah pahlawan dari peristiwa itu, setan(sifat buruk yang ingkar pada Allah SWT) di hati manusia yang pasti ada akan menggelayut dan bisa saja membuat terhanyut dalam penyanjungan, tapi tidak akan dengan hati nurani, akan dan akan lebih tersiksa jika semakin tergelayut dengan pujian, karena mungkin saja kemudian Tuhan menganggapnya tiada pantas dan menjatuhkannya bertubi, semakin melambung, maka semakin terjerembab... jika hal itupun termiliki atau terbenarkan secara tampak seperti misalnya fisik manusia, maka sebuah pujianpun kan terasa tiada bernilai jika mengingat segala fisik dan yang di punya di dunia hanya titipan. Maka jika berlebihan sebuah pujian termaktub atas izin Tuhan dari manapun, kemudian yang dipuji melambung berlebihan apakah itu hal yang baik, tentu tidak, dan justru hanya perasaan tiada menyenangkan yang hati nurani rasakan.
pernahkah kau rasa itu? Atau justru kau pernah menilai berlebihan orang sehingga menggelayutkannya dalam perasaan tiada menyenangkan yang sesungguhnya?
Soal menghargai manusia itu mesti, tapi berlebihan itu tidak dibenarkan.
Belajar hidup menjadi lebih baik itu sulit, dan berkaca setiap hari dalam-dalam mematut diripun begitu, termasuk saya, yang juga bukan orang yang bisa setiap saat mematut diri dalam cermin yang panjang, kemudian memperbaiki diri untuk hidup lebih baik dan baik lagi, bagaimana denganmu? share di blog ilmu air...
Previous article
Next article

4 Komentar

  1. artikelnya bagus. makasih sharingnya.

    BalasHapus
  2. Setiap Manusia InsyaAllah pernah dipuji dan Memuji. Tetapi Ketika Kita Mendapat Pujian Sebaiknya Kita Mengkoreksi Diri, Benarkah Pujian Itu? Kita Harus bersyukur karena Allah Masih Menutupi Aib Kita. Dan Sebagai Manusia Hendaknya Jangan Bangga Dengan Pujian Manusia, Karena Hanya Allah Yang Maha Terpuji dan Patut Di Puji dan Memuji. InsyaAllah..

    :) No Body Perfect!

    BalasHapus
  3. gimana keadaan anda malam ini? apa weekend anda bahagia?

    salam knl

    BalasHapus
  4. @narti... terimakasih juga...
    @chan.. setuju... comment ustad selalu berkualitas yup-kan ustad chan ^_^
    @awal soleh... keadaan saya baik-baik saja... bahagia itu relatif... klu saya setidaknya bahagia hembusan nafas ini masih berderu di dada, darah masih mengalir di tubuh... syukur pada ilhi karena ruh saya masih ada di jasad... ^_^ tx atas kunjungannya ke ilmair dan komennya..

    @ all... tx atas comment dan untuk ga nye-pam-nya...

    BalasHapus

Silahkan share saran, kritik, ilmu, inspirasi positifmu di ilmair. Berkomentarlah dengan bijak. Spam akan saya hapus.
Mohon di-setting publik profile blog-nya ya, agar tidak ada profile unknown yang bisa menjadi broken link di blog ini.
Terima kasih ....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel